Hari Tenang
Dalam suasana hari tenang, spanduk dan papan-papan iklan partai dan caleg sudah dilepas. Namun masih ada juga yang tak mau melepas dengan alasan bahwa spanduk tersebut di rumah pribadi. Menurut saya sih itu terlalu egois.
Rakyat Indonesia sudah menentukan pilihanya di hari tenang ini. Kemungkinan merubah pilihan akan kecil walaupun pilihan mereka dituduh dan dibuka kesalahanya. Sebut saja film dirty vote yang seolah-olah menyudutkan paslon tertentu. Pilihan sudah dihati , tinggal menunggu hari pencoblosan.
Keamanan lebih penting dari pada ribut masalah siapa yang akan jadi presiden. Ketika stabilitas keamanan terjamin, maka kita bisa bekerja dan berusaha dengan nyaman dan aman.
Rakyat mulai lagi dengan kegiatan yang tak lagi terkotak-kotak karena mendukung pasangan ini dan itu. Sebenarnya masyarakat perlu belajar juga bagaimana menyikapi pilpres. Seharusnya rakyat acuh dengan mereka sehingga mereka berusaha mencari perhatian kita dengan program-progam yang terbaik. Namun jika rakyat masih dikendalikan oleh sekelompok kecil elit politisi yang duduk di kursi empuk, maka rakyat tidak akan pernah cerdas.
Kegiatan mahasiswa demo berjilid-jilid harus disikapi dengan santai. Sudah lama mereka tidur dan tak pernah bergerak menyuarakan kebakan, namun pada kesempatan ini mereka datang dan berdemo serta menuntut pemecatan Presiden.
Isu pemecatan presiden tidak berasal dari pemikiran yang waras. Memecat presiden sebelum pemilu sama dengan menciptakan ketidakstabilan politik.
Demo yang menuntut pemakzulan presiden tidak menarik simpati warga sekitaran lokasi. Warga memilih menikmati libur di hari tenang.
Jadi jika ada demo mahasiswa menuntuk Presiden diturunkan,akan membuat masyarakat anti terhadap mahasiswa karena dianggap mengganggu kamtibmas. Dengan demikijan tenangkanlah diri sebelum mendapatkan obat penenang sejati yaitu pasangan hidup.
!MEME
Credit: ybf
Earn Crypto for your Memes @ HiveMe.me!
Jelas banget ini unsur politiknya orang-orang kepanasan