KERINGATKU SEMAKIN TAK BERARTI
Pagi yang mendung nan dingin, buat saya semakin menakutkan dompet saya. Sudah aku duga sebelum aku berangkat dari dulu kelak aku akan bertemu masa yang sulit seperti sekarang ini.
Aku tidak menyalahkan langit menuaikan hajatnya, karena di Indonesia memang hanya dua musim yang ada sepanjang zaman dan sepanjang masa.
Mungkin aku tak akan menulis begini kalau aku tak terlempar begini. Aku tidak akan menyinggung masalah politik itu bukan takaranku dan politik menurutku rumit. Jadi aku lebih berminat menulis tentang diri saya yang terimbas politik.
Hari ini sudah 3 bulan aku di Bekasi, aku ingin pulang melihat keluargaku. Melihat dompetku yang tipis tak berisi tak mungkin berani aku melakukannya, mungkin kalau aku bisa terbang. Hari ini bahkan detik ini juga, aku sudah pergi tinggalkan Bekasi. Kalau di pandang dari segi penghasilan, mungkin nasibku termasuk beruntung. Bagaimana tidak, aku yang tanpa lulusan tinggi bisa bekerja di bawah atap perusahaan yang kuat dan terkenal.
Aku tak mengharap ketenaran tapi yang aku harap hanyalah ketenangan. Hmmm tenang! tenang yang bagaimana? Kalau baru beberapa hari kemarin aku transfer uang ratusan ribu IDR tapi sekarang istri saya sudah mengeluh lagi.
Kata istri saya uang seratus ribu sekarang hanya bisa buat beli minyak, sabun, bumbu dapur dan gas elpiji saja. Masih mendingan urusan beras aku masih terbantu dari hasil panen kemarin.
Aku membenarkan ucapannya, aku bukan pengamat ekonomi tapi ini yang benar-benar terjadi.
Tahun 1995 adalah tahun emas, genap 50 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia. Buat saya tahun 1995 juga tahun emas karena saat itu aku yang baru belajar mencari uang. Waktu itu menjelang hari raya Idul fitri aku mempunyai uang hanya 250 ribu IDR tapi jumlah yang sedikit masih bisa buat merayakannya waktu itu. Dan uang 1500 IDR sudah bisa untuk membeli satu bungkus rokok
Tapi sekarang jumlah tersebut hanya mampu tuk beli rokok sebatang.
Jaman sekarang apa sih yang tak ada, dan gampang? Semua bisa terbeli asal kita punya uang yang banyak. Tadinya aku ingin diam dan menerima kenyataan saja. Mungkin saya dan anda sama saja, sama-sama tak tahu politik dan hanya tahu segala kebutuhan naik. Mungkin ini yang namanya inflasi?
Uang yang nominalnya kecil tapi bisa untuk mencukupi segala kebutuhan. Saya rasa wajar kalau saya memperhitungkannya karena aku mencari dari nominal yang paling kecil, 800 IDR.
Aku mengumpulkannya dalam toples bekaa rokok dan tak aku edarkan di pasaran, karena nominal tersebut jarang yang mau menerimanya.
Lalu untuk apa nominal tersebut di ciptakan?
Aku berharap akan ada jawaban di kolom komentar saya, Terima kasih
Congratulations @giono! You have completed the following achievement on the Hive blockchain and have been rewarded with new badge(s):
Your next target is to reach 400 replies.
You can view your badges on your board and compare yourself to others in the Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Check out the last post from @hivebuzz:
Support the HiveBuzz project. Vote for our proposal!
Yay! 🤗
Your content has been boosted with Ecency Points, by @giono.
Use Ecency daily to boost your growth on platform!
Support Ecency
Vote for new Proposal
Delegate HP and earn more