Different Love and Romance: Love Story |
Tata gave Ari heaven in a cold city. This was the umpteenth heaven after previously in the capital city and the provincial capital. They loved each other and not ordinary love. They loved in an extraordinary way. Tata treated Ari in a way that she had never been treated to several other men who had stopped by in her life and left deep wounds. On the other hand, Ari also loved Tata in a different way and treated Tata exclusively, never treated to any woman who had ever stopped by in his life.
The different feelings of love and affection drove both of them to treat each other in different ways, both in small things to big things that were very personal. Tata had been pampered like being fed food or having her hair combed by her previous lover. However, she had never been treated in more detail and privacy like Ari treated her, like putting on underwear, stroking her hair all night long when they slept, or other special treatment in their romance.
Of the many relationships with men in her life, Tata has only made love with two men, her husband who later separated and with a lover who promised to marry her but then the man's character made Tata leave and break off the relationship.
When making love, Ari does it wholeheartedly and is never selfish just to satisfy his own lust. Ari will prioritize the satisfaction of Tata, his wife. He will kiss Tata with all his senses. Kissing and licking her neck and ears, then down to her chest, stomach, until stopping at Tata's wide open crotch.
Ari smells the aroma of the crotch with love and passion. He feels the lush forest there and the niche that is starting to get wet. He sharpens his tongue and touches a small lump of tissue at the tip of Tata's heavenly hole. The small pink flesh is pierced with the tip of his tongue. Tata really likes it and she enjoys it with a sigh that burns Ari's passion.
But what makes the sigh turn into a scream is when Ari sucks the pink flesh with his lips. Ari shakes the slippery and hardened flesh with a combination of tongue, lip, and teeth play. The combination gives a strange and special pleasure. Sometimes, Ari would bite the clitoris gently, then direct his tongue into Tata's wet vagina.
He wiped the entire cavity with the tip of his tongue until it felt flooded. Ari twirled the tip of his tongue there and returned to the clitoris with renewed passion. The man returned to shaking the beautiful flesh in and out of her lips. Every movement was always followed by a soft touch of the tongue and hard teeth. Tata often couldn't stand the treatment so she once refused Ari to treat her like that.
Ari, the man never stopped even though Tata had reached climax many times being treated like that.
After Tata collapsed, Ari entered Tata's body with his towering manhood. He started to move gently while kissing Tata's forehead, cheeks, eyes, lips, neck, and reddish nipples. He often sucked the nipples and occasionally bit them gently which made Tata scream.
Ari also liked his wife's beautiful eyes so he often kissed them on various occasions. They looked at each other with love while swaying, making his manhood go in and out of Tata's heavenly hole.
Sometimes they changed positions. Tata on top or Ari entered her from behind, Ari even carried her once. Ari never kept his hands and lips still. He always touched Tata's sensitive parts while continuing to sway. When approaching climax, he swayed faster and faster and moaned loudly in his wife's arms. Tata liked Ari to pour it inside which made the walls of her vagina warm. The warmth that made her at the peak of pleasure and the peak of happiness in her sleep that came later.[]
Cinta dan Percintaan yang Berbeda
Tata memberikan surga kepada Ari di sebuah kota dingin. Ini surga ke sekian setelah sebelumnya di ibu kota negara dan ibu kota provinsi. Mereka saling mencintai dan bukan cinta biasa. Mereka mencintai dengan cara luar biasa. Tata memperlakukan Ari dengan cara yang tidak pernah diperlakukan kepada beberapa lelaki lain yang pernah singgah dalam kehidupannya dan meninggalkan luka mendalam. Sebaliknya, Ari juga mencitai Tata dengan cara berbeda dan memperlakukan Tata secara eksklusif, tidak pernah diperlakukan kepada perempuan mana pun yang pernah singgah dalam kehidupannya.
Rasa saya dan cinta yang berbeda mendorong keduanya memperlakukan dengan cara berbeda, baik dalam hal-hal kecil sampai kepada hal besar yang sangat pribadi. Tata pernah mendapat kemanjaan seperti disuapin makanan atau disisir rambutnya oleh kekasihnya terdahulu. Namun, ia belum pernah diperlakukan lebih rincin dan privaci seperti Ari memperlakukannya, seperti memakaikan celana dalam, membelai rambutnya sepanjang usia malam ketika mereka tidur, atau perlakuan istimewa lain dalam percintaan mereka.
Dari sekian banyak menjalin hubungan dengan lelaki dalam hidupnya, Tata baru bercinta dengan dua lelaki, suaminya yang kemudian berpisah dan dengan seorang kekasih yang berjanji akan menikahinya tetapi kemudian karakter lelaki itu membuat Tata pergi serta memutuskan hubungan.
Ketika bercinta, Ari melakukan sepenuh hati dan tidak pernah egois hanya sekadar memuaskan berahinya sendiri. Ari akan menduhulukan kepuasan Tata, istrinya. Dia akan mencumbui Tata dengan segenap rasa. Menciumi dan menjilati leher dan telinganya, kemudian turun ke dada, perut, sampai berhenti di selangkangan Tata yang terbuka lebar.
Ari menciumi aroma selangkangan itu dengan penuh cinta dan hasrat. Dirasakan kerimbunan hutan di sana dan ceruk yang mulai basah. Diruncingkan lidahnya dan ia menyentuh gumpalan jaringan kecil di ujung lubang surgawi Tata. Daging kecil berwarna pink itu ditusuk dengan ujung lidah. Tata sangat menyukai itu dan ia menikmatinya dengan desahan yang membakar gelora Ari.
Namun yang membuat desahan itu berubah menjadi jeritan adalah ketika Ari mengulum daging pink itu dengan bibirnya. Ari mengocok daging licin dan mengeras itu dengan kombinasi permainan lidah, bibir, dan gigi. Kombinasi itu memberikan rasa nikmat asing dan istimewa.
Terkadang, Ari mengigit klitoris itu dengan lembut, lalu mengarahkan lidahnya dalam liang kemaluan Tata yang basah. Disapunya seluruh liang itu dengan ujung lidahnya sampai terasa banjir. Ari memutar-mutar ujung lidahnya di sana dan kembali ke klitoris dengan berahi baru. Lelaki kembali mengocok daging indah itu keluar masuk bibirnya. Setiap gerakan selalu diikuti dengan sentuhan lidah yang lembut dan gigi yang keras. Tata sering tidak tahan dengan perlakukan itu sehingga ia pernah menolak Ari memperlakukannya demikian.
Dasar Ari, lelaki itu tidak pernah berhenti meskipun Tata sudah mencapai klimaks berkali-kali diperlakukan demikian.
Setelah Tata terkulai, baru Ari memasuki tubuh Tata dengan kejantanan yang tegak menjulang. Mulainya ia melakukan gerakan dengan lembut sambil mencium kening, pipi, mata, bibir, leher, dan ujung puting Tata yang kemerahan. Ia sering mengulum puting itu dan sesekali mengigitnya dengan lembut yang membuat Tata menjerit.
Ari juga menyukai mata istrinya yang indah sehingga sering menciumnya dalam berbagai kesempatan. Mereka saling menatap dengan cinta sambil bergoyang, membuat kejantanannya keluar masuk di liang surgawi Tata.
Terkadang mereka berganti posisi. Tata di atas atau Ari memasukinya dari belakang, bahkan pernah Ari menggendongnya. Ari tidak pernah mendiamkan tangan dan bibirnya. Dia selalu menyentuh bagian sensitif milik Tata sambil terus bergoyang. Ketika mendekati klimaks, ia bergoyang makin lama makin cepat dan mengerang keras dalam pelukan istrinya.
Tata suka Ari menyiramnya di dalam yang membuat dinding vaginanya hangat. Kehangatan yang membuatnya berada dalam puncak kenikmatan dan puncak kebahagiaan dalam tidurnyanya yang datang kemudian.[]
Great author that is Who
Thank so much @ekojah.